تَعَلـَّمْ، فَلَيْسَ اْلمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِماً، وَ لَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلٌ

Belajarlah kamu, karena tidak ada seorang pun yang terlahir dalam keadaan pandai. Dan, orang yang memiliki ilmu, tidak akan seperti orang yang bodoh…

PAMERAN DAN PENTAS SENI

Ikuti dan saksikan acaranya setelah Ujian Semester!!!
Selengkapnya silakan lihat di papan pengumuman situs ini...
KLIK DI SINI

Rabu, 26 Oktober 2011

MOTIF BATIK NUSANTARA

Batik merupakan salah satu kekayaan bangsa kita yang tak ternilai harganya. Corak batik ini patut kita banggakan sebagai aset bangsa yang tak kan pernah hilang. Ciri Khas Batik akan menjadi Trend Senter di daerahnya masing-masing. Berikut ini berbagai macam motif batik nusantara.

1. Motif Batik Solo



Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.
Batik Solo menguarkan aura megah dan kesan anggun. Tidak semata-mata karena paduan warna dan lekuk motifnya, melainkan makna yang terkandung di balik setiap motif itu. Dalam sejarah, hanya di wilayah Jawa, tepatnya di Solo dan Jogjakarta, batik masuk ke ranah kekuasaan. Motif-motif batik khusus dibuat untuk raja dan kalangan keraton.
Selain motif, warna soga (kecokelatan) yang menjadi ciri khas batik Solo, dan kemudian disebut sebagai batik Sogan ini, memiliki arti “kerendahan hati, bersahaja” menandakan kedekatan dengan bumi, alam, yang secara sosial bermakna dekat dengan rakyat.
Di antara beragam motif yang ada, ditemukan lima motif khas batik Solo, yang menarik untuk diperhatikan. Selamat menikmati!

a. Sido Asih












Motif geometris berpola dasar bentuk-bentuk segi empat ini memiliki arti keluhuran. Saat mengenakan kain Sido Asih, berarti seseorang mengharapkan kebahagiaan hidup. Motif ini dikembangkan setelah masa pemerintahan SISKS PB IV di keraton Surakarta.


b.Ratu Ratih












Nama motif ini diambil dari kata "Ratu Patih" yang berarti seorang raja yang memerintah didampingi oleh perdana menterinya, karena usia yang masih sangat muda. Motif batik yang menggambarkan kemuliaan, dan hubungan penggunanya dengan alam sekitar ini, mulai dibuat pada masa pemerintahan SISKS Pakoeboewono VI di tahun 1824

c. Parang Kusuma











Parang adalah motif diagonal, berupa garis berlekuk-lekuk dari sisi atas ke sisi bawah kain. Sedangkan Kusuma berarti bunga. Motif Parang Kusuma ini menjelaskan penggunanya memiliki darah raja (keturunan raja) atau disebut sebagai darah dalem. Motif batik ini berkembang pada masa pemerintahan Ingkang Panembahan Senopati di Kerajaan Mataram pada abad ke - 16.

d. Bokor Kencana











Sebuah motif geometris berpola dasar berbentuk lung-lungan yang mempunyai makna harapan dan keagungan, kewibawaan. Motif ini untuk pertama kalinya dibuat untuk dikenakan PB XI.
 
e. Sekar Jagad











Sekar berarti bunga dan jagad adalah dunia. Paduan kata yang tercermin dari nama motif ini adalah “kumpulan bunga sedunia”. Motif ini merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok (dipasangkan bersisian), yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia. Motif ini mulai berkembang sejak abad ke-18.




2. Motif Batik Jogjakarta


a.Motif Ceplok


Ceplok Yogya Parang

Ceplok Grompol

Ceplok Motif
Keluarga Ceplok mencakup berbagai macam desain geometris, sering didasarkan pada mawar melingkar, bintang atau bentuk kecil lainnya, membentuk pola simetris keseluruhan pada kain

Grompol berarti untuk berkumpul bersama. Sering dipakai untuk upacara pernikahan, pola melambangkan datang bersama-sama dari sebuah pernikahan yang harmonis, untuk anak-anak, keberuntungan, dan kebahagiaan.

b. Motif Kawung


Kawung

Kawung
Kawung adalah salah satu desain tertua, dan diperuntukkan bagi keluarga kerajaan. Ini merupakan lintas-bagian dari buah aren kelapa, dan beberapa mengatakan silang di antara empat oval mengacu pada sumber energi universal.

Meskipun ada banyak variasi, struktur dasar adalah kelompok dari empat lingkaran atau oval hampir menyentuh satu sama lain, dibaringkan di atas kain dalam simetri geometris.

c. Motif Parang


Parang Gendreh

Parang Tuding

Parang Rusak
Kadang-kadang disebut sebagai keris atau pola pedang oleh orang luar, oleh orang Jawa disebut motif Parang Lidah api, atau lidah api. Parang adalah salah satu yang paling kuat dari motif batik dengan garis diagonal kuat paralel. Ada ratusan variasi, dari 2cm kecil di Parang Klithik sampai yang terbesar di 8cm atau lebih di Parang Barong.

Parang Barong

Di masa lalu, Parang Barong adalah pola suci hanya dikenakan oleh raja. Motif mengingatkannya untuk menjaga dirinya sendiri hati-hati sehingga dia akan menjadi penguasa, yang bertanggung jawab jujur ​​dan adil.

Parang Rusak

Lain dari desain Parang dipakai oleh keluarga kerajaan pada acara-acara kenegaraan, Parang Rusak melambangkan melawan internal manusia melawan kejahatan dengan mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka yang bijaksana, karakter yang mulia akan menang.

d. Mortif Lereng


Lereng

Udang Liris
Mengacu pada baris diagonal dari pola di antara motif parang. Selain itu, pola banyak yang hanya deretan garis diagonal sempit yang dipenuhi dengan seluruh array pola kecil. Para Liris Udang, sekali lagi, salah satu pola yang lama disediakan untuk istana raja, adalah salah satu lebih terkenal dari motif-motif ini.

Udang Liris atau hujan ringan melambangkan kesuburan, harapan untuk kemakmuran, tekad, untuk memiliki keberanian untuk melaksanakan apa yang penting bagi bangsa dan rakyatnya.

e. Motif Nitik


Nitik Randu Seling

Nitik Kembang Jeruk
Motif nitik di antara pola batik tertua dan kain patola terinspirasi oleh tenun dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India lama lalu. Desain geometrik dibuat dengan titik-titik kecil dan strip meniru kain tenun asli.
 

f. Motif Truntum


Motif Truntum
Motif Truntum dipakai oleh orang tua dari pasangan pengantin pola Truntum.

g. Motif Semen


Semen Garuda, Yogya

Semen Sido Mukti, Yogya

Semen Sido Asih
Semen, berdasarkan kata semi, yang berarti untuk tumbuh atau tumbuh, adalah non-geometris pola terinspirasi oleh alam. Dipenuhi dengan bergaya batang, bunga, daun, pegunungan, dan hewan, desain kelompok ini sangat penting bagi royalti pada kesempatan khusus, serta masyarakat umum di penggunaan sehari-hari.

Garuda, burung pria-mistik dalam mitologi Hindu, yang membawa Wisnu melalui langit, sering digambarkan dalam desain Semen dengan sepasang, tunggal atau dari sayap (Lar) atau sayap dan ekor (Sawat). Sering dikaitkan dengan pola Semen, bentuk sayap juga ditemukan dengan motif Parang dan Ceplok.

h. Motif Isen

Mengisi pola isen disebut sangat karakteristik dari Indonesia, khususnya Jawa, batik. Halus diberikan dalam garis lilin, ini desain kecil menambahkan kedalaman dan keindahan harmonis untuk kain keseluruhan.






Sumber : 
-http://dodolbatik.wordpress.com
-http://www.batikcintaku.com 
-http://www.winotosastro.com 

1 komentar: